Risiko Unit Link

Risiko Unit Link


Anda mungkin termasuk orang yang kerap dapat tawaran produk-produk keuangan dari tenaga pemasaran suatu lembaga keuangan. Tawaran yang sering kali melalui kanal distribusi telemarketing itu tak lagi hanya menawarkan kartu kredit, tetapi juga produk investasi dan asuransi. Untuk produk yang disebut terakhir, belakangan berkembang bukan hanya sebagai produk proteksi, tetapi juga dikombinasi dengan produk investasi. Produk ini dikenal sebagai unit link.

Membeli produk unit link itu ibarat menyelam sambil minum air. Sekali beli, dua sasaran langsung kita raih. Pertama, memperoleh perisai asuransi untuk melindungi kita dari kejadian tak terduga di masa depan. Kedua, mendapatkan manfaat investasi yang akan menambah aset kita.

Hal ini karena di dalam skema produk unit link, uang yang disetorkan nasabah tidak hanya untuk membayar premi asuransi, tetapi juga diinvestasikan oleh perusahaan asuransi melalui manajer investasi, agar nilainya terus berkembang.

Unit link adalah jenis asuransi yang mengkombinasikan asuransi permanen (whole life) dengan produk investasi.

Dengan kelebihannya tersebut, proteksi sekaligus investasi, tak heran banyak konsumen yang tertarik membeli produk unit link ketimbang produk asuransi tradisional yang hanya fokus menjual proteksi. Sebagai catatatan saja, dalam 10 tahun terakhir, produk unit link telah tumbuh 10 ribu persen. Di sisi lain asuransi konvensional hanya tumbuh 380 persen.

Namun sebaiknya konsumen jangan buru-buru terbuai dengan iming-iming kombinasi investasi dan proteksi dalam satu produk seperti yang ditawarkan unit link. Sebab, sama dengan produk investasi lainnya, unit link juga tidak bebas risiko. Salah satunya risiko penurunan nilai investasi.

Di samping itu, kita sebaiknya lebih dahulu membandingkan mana yang lebih baik, membeli satu paket proteksi dan investasi sekaligus (unit link) atau membelinya secara terpisah, produk proteksi sendiri, dan produk investasi juga sendiri.

Salah satu kekurangan unit link adalah konsumen tak dapat melacak ke mana dananya diinvestasikan dan biaya apa saja yang harus dikeluarkan untuk pilihan investasi tersebut. Inilah yang membedakan unit link dengan reksa dana.

Selain itu, produk unit link kurang memberikan keleluasaan kepada nasabah untuk menghentikan investasinya ketika mengalami kesulitan finansial.

Sebaliknya, dengan mengambil asuransi dan investasi secara terpisah, nasabah akan sangat leluasa menentukan keputusan keuangannya. Mereka bisa mengurangi atau bahkan menyetop investasinya tanpa khawatir kehilangan perlindungan dari asuransinya.

Investasi dalam unit link tidak menghasilkan pertumbuhan yang optimal jika kita bandingkan dengan produk investasi terpisah, misalnya reksa dana.

Mengapa hal ini dapat terjadi? Biaya yang tinggi adalah jawabannya. Singkat cerita, jika kita membeli polis unit link, jangan berharap akan meraih investasi optimal di lima tahun pertama. Pasalnya, di periode tersebut, hasil investasi kita akan dikurangi dengan biaya akusisi. Bahkan, ada produk asuransi unit link yang membebankan biaya akuisisi kepada nasabah hingga 41 persen dari setoran premi asuransi untuk lima tahun pertama.

Informasi penting tentang risiko investasi maupun biaya-biaya yang timbul dari pembelian unit link ini sering kali tidak diketahui oleh konsumen. Mengapa hal ini terjadi? Ditenggarai hal ini kerap karena faktor agen yang kurang jelas memberikan informasi penting tersebut kepada konsumen.

Agar kita tidak merasa ‘terjebak’ ketika memutuskan membeli produk unit link, ini sejumlah tips.

Pertama, pilih jenis unit link yang sesuai dengan profil pribadi kita. Misalnya, nasabah konservatif jangan memilih unit link dana saham yang berisiko tinggi, sebaliknya nasabah agresif jangan memilih unit link pendapatan tetap yang memberi imbal hasil rendah.

Kedua, membeli unit link dari perusahaan asuransi yang sehat, besar, dan terpercaya. Selain itu pelajari juga track record perusahaan tersebut dalam membayar klaim nasabah apakah mudah atau sulit.

Ketiga, pelajari dengan seksama ilustrasi produk unit link yang dibuat oleh agen. Jangan ragu sedikit pun untuk menanyakan jika merasa kurang jelas atau tidak paham. Di samping itu, pastikan agen memiliki lisensi atau sertifikat sebagai agen penjual unit link yang dikeluarkan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Hanya agen yang memiliki sertifikat ini yang berhak menawarkan produk unit link kepada konsumen.

Keempat, cermati komponen biaya yang diberlakukan perusahaan asuransi penerbit unit link. Sebagai gambaran, jika kita membeli reksa dana langsung ke manajer investasi akan dikutip fee pengelolaan dana sekitar 2%, maka ketika kita membeli unit link dari perusahaan asuransi, logikanya kita akan kena fee dua kali: untuk membayar perusahaan asuransi dan membayar si manajer investasi.

Jenis-Jenis Unit Link


Sebelum berinvestasi di produk unit link, ada baiknya kita mengenali lebih jenis-jenis unit link yang ada di pasar. Dengan mengetahui perbedaan karakteristik antara unit link, kita bisa sesuaikan produk unit link mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan profil pribadi kita.

Ada empat jenis unit link :

1. Cash Fund Unit Link atau unit link pasar uang. Biasanya, perusahaan asuransi penerbit unit link jenis ini menempatkan portofolio investasi nasabahnya 100% pada instrumen pasar uang, seperti deposito berjangka, SBI, dan surat utang jangka pendek. Jika kita tergolong investor yang konservatif dan tidak berani ambil risiko besar, produk unit link jenis ini bisa jadi pilihan, sebab selain berjangka waktu pendek, risikonya paling rendah.

2. Fixed Income Unit Link atau unit link pendapatan tetap. Lazimnya, komposisi dana investasi nasabah akan difokuskan minimal 80% di instrumen obligasi. Jika kita yang ingin mendapatkan keuntungan pada tingkat bunga optimal namun tetap mengutamakan pendapatan yang stabil dan konsisten, bisa mempertimbangkan untuk mengambil unit link tipe ini.

3. Managed Unit Link atau unit link pendapatan campuran. Biasanya menempatkan portfolio pada saham dan obligasi dengan komposisi tertentu. Banyak orang yang berpendapat, jenis unit link ini sesuai bagi para nasabah yang ingin memperoleh pendapatan memadai sekaligus peluang pertumbuhan investasi jangka panjang.

4. Equity Unit Link atau unit link dana saham. Menempatkan dana nasabah pada saham minimal 80%. Jika kita ingin mendapatkan keuntungan berinvestasi secara maksimal bisa mempertimbangkan unit link ini. Syaratnya, kita harus berani mengambil risiko tinggi. Sebab, nilai investasi yang kita taruh di unit link jenis ini sangat bergantung pada pergerakan indeks saham.

Sumber: sikapiuangmu.ojk.go.id

Komentar